Perubahan Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya terhadap Daratan



Lingkungan fisik meliputi seluruh penampakan permukaan bumi kita. Permukaan bumi ada yang tertutup oleh tanah dan ada yang tertutup oleh air. Permukaan bumi yang tertutup oleh tanah disebut daratan. Beberapa daerah daratan berada di tempat yang rendah, misalnya lembah. Ada juga daerah daratan yang berada di tempat tinggi, misalnya perbukitan dan pegunungan. Daerah pegunungan lebih tinggi dibandingkan daerah perbukitan. Permukaan bumi yang tertutup oleh air disebut perairan. Daerah perairan antara lain rawarawa, danau, sungai, dan lautan.

Lingkungan fisik dapat mengalami perubahan karena adanya peristiwa alam, misalnya banjir dan kekeringan. Peristiwa alam dapat terjadi karena berbagai faktor, salah satunya adanya perubahan cuaca. Kamu pasti pernah melihat keadaan alam di lingkunganmu yang meliputi mendung, hujan, panas, dan angin. Keadaan alam seperti itu disebut cuaca. Cuaca dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan cuaca ini dapat memengaruhi keadaan lingkungan. Nah, sekarang marilah kita mempelajari lebih lanjut faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan tersebut!

1. Angin

Walaupun kamu tidak dapat melihat angin, tetapi embusan angin dapat dengan mudah kamu rasakan. Kamu dapat merasakan tiupan angin sepoi-sepoi yang memberikan kesejukan di sekitarmu. Angin terjadi karena adanya aliran udara. Angin akan selalu mengalir dari daerah yang udaranya lebih dingin ke daerah yang udaranya lebih hangat. Gerakan udara ini menghasilkan seluruh angin yang bertiup di permukaan bumi.

Apabila kita tinggal di daerah pantai, kita dapat merasakan adanya angin darat dan angin laut. Angin laut bertiup dari lautan menuju daratan. Sebaliknya, angin darat bertiup dari daratan menuju lautan. Angin laut mulai terjadi pada siang hari sekitar pukul 09.00. Hal ini karena pada siang hari matahari memancarkan panas. Panas tersebut diterima oleh tanah (daratan) maupun air (lautan). Sifat daratan lebih cepat panas daripada lautan. Akibatnya, udara di atas daratan juga menjadi lebih panas daripada udara di atas lautan.

Udara panas di atas daratan mengembang dan naik. Hal ini mengakibatkan jarak antarpartikel udara lebih renggang sehingga tekanannya lebih rendah daripada udara di atas lautan. Akibatnya, udara mengalir dari lautan. Pada waktu itu udara di atas lautan bersuhu lebih rendah dan bertekanan besar. Sementara itu, udara di atas daratan bersuhu lebih tinggi dan bertekanan udara kecil. Aliran udara dari lautan ke daratan itu disebut angin laut. Angin laut bertiup dari lautan menuju daratan. Para nelayan tradisional memanfaatkan angin laut untuk menuju daratan pada siang hari.

Angin darat terjadi pada malam hari sekitar pukul 21.00 (pukul 9 malam). Pada malam hari, tanah dan air melepaskan panas yang tersimpan di dalamnya. Tanah lebih cepat melepaskan panas daripada air. Akibatnya, pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada lautan. Hal ini mengakibatkan udara di atas lautan lebih panas daripada di atas daratan. Oleh karena udara di atas lautan panas, udara tersebut naik sehingga tekanan udara di atas lautan lebih rendah daripada di atas daratan. Akibatnya, udara mengalir dari daratan (daerah yang bertekanan udara besar) menuju lautan (daerah yang bertekanan udara kecil). Aliran udara dari daratan menuju lautan itu disebut angin darat. Para nelayan tradisional memanfaatkan angin darat saat berangkat berlayar mencari ikan. Embusan angin darat ini membawa kapal layarnya menuju lautan.

Angin mempunyai tenaga atau energi. Apabila angin bertiup sangat kencang, tenaga angin tersebut sangat besar. Tenaga ini dapat merusak segala sesuatu yang dilewatinya sehingga dapat menyebabkan perubahan lingkungan. Coba kamu amati gambar di samping! Dari gambar di samping dapat diketahui bahwa angin dapat memengaruhi keadaan lingkungan di daratan dan perairan. Akibat yang ditimbulkannya pun berbeda-beda. Angin yang bertiup sangat kencang disertai hujan lebat disebut angin ribut, angin topan, atau badai. Angin ini dapat merobohkan pohon, merusak gedung, dan merusak apa saja yang dilewatinya.

Angin dapat pula mengikis permukaan tanah. Apabila hal ini berlangsung terusmenerus, tanah dapat berubah menjadi tandus. Pengikisan tanah yang disebabkan oleh angin disebut deflasi. Di Indonesia dikenal beberapa angin kencang yang merugikan. Di beberapa daerah, angin kencang ini mempunyai nama atau sebutan yang berbeda-beda, misalnya sebagai berikut.
Angin Brubu terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.
Angin Gending terjadi di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur.
Angin Kumbang terjadi di Tegal, Jawa Tengah dan Cirebon, Jawa Timur.
Angin Bohorok terjadi di Deli, Sumatra Utara.

Angin kencang juga mendapat nama khusus di berbagai negara. Misalnya angin kencang di Amerika Serikat disebut angin Tornado. Angin Tornado membentuk sebuah pusaran. Pusaran angin ini menarik semua benda dan makhluk hidup yang ada di dekatnya, kemudian melemparkannya kembali.

2. Hujan

Hujan dapat kita alami pada bulan-bulan tertentu. Turunnya hujan sangat dinanti-nantikan oleh makhluk hidup di muka bumi ini. Hujan memberi berbagai pengaruh bagi kehidupan. Hujan memberi keuntungan bagi tanaman pertanian yang membutuhkan banyak air, misalnya padi yang baru ditanam. Hujan juga dapat membuat udara menjadi lebih segar. Namun, apabila hujan turun secara terus-menerus dapat mendatangkan bencana alam. Contohnya bencana alam banjir, erosi, dan tanah longsor.

Bagaimana terjadinya hujan itu? Matahari merupakan sumber energi panas terbesar bagi bumi. Energi panas dari matahari ini membuat air di permukaan bumi (sungai, danau, rawa, dan lautan) menguap. Ketika naik ke udara, uap air mendingin dan berubah kembali menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini akan membentuk awan. Makin ke atas suhu udara makin rendah, maka awan akan mengembun. Akhirnya, terjadilah kumpulan titik-titik air di angkasa. Apabila titik-titik air ini jatuh ke bawah, terjadilah hujan. Sebagian air hujan diserap oleh tanah, tetapi banyak juga yang kembali mengalir ke laut. Perputaran air ini terjadi terus-menerus. Perputaran air inilah yang disebut siklus air atau daur air.

Air hujan dapat mengakibatkan naiknya permukaan air, baik air sungai, waduk, ataupun danau. Penambahan tinggi permukaan air tergantung dari jumlah curah hujan yang turun dan lamanya turun hujan. Curah hujan yang tinggi dan lama menyebabkan meluapnya sungai-sungai dan dapat mengakibatkan tanggul-tanggul jebol. Hal ini mengakibatkan air meluap ke daratan di sekitarnya. Luapan air ini dapat memutuskan jembatan dan mengikis jalan aspal. Selain itu, banjir juga merusak tanah pertanian, daerah resapan, dan bangunan. Tidak hanya itu, banjir juga dapat menyebabkan jatuhnya korban manusia dan hewan.

Banjir juga dapat menyebabkan erosi dan tanah longsor. Tanah longsor terjadi karena lapisan tanah bagian bawah tidak kuat menyangga lapisan tanah di atasnya. Contohnya pengikisan lapisan tanah di tepi-tepi sungai oleh aliran air hingga membentuk cekungan tanah. Keadaan itu mengakibatkan lapisan tanah di atasnya menggantung. Ketika terjadi banjir, lapisan tanah tersebut mudah runtuh.

3. Cahaya Matahari

Panas matahari juga dapat menyebabkan perubahan lingkungan. Panas matahari bersama air hujan dapat mengubah lingkungan fisik daratan. Daratan terdiri dari berbagai macam batuan dan lapisan tanah. Panas matahari dan air hujan ini dapat menyebabkan pelapukan batuan dapat mengubah bentuk permukaan bumi seperti terbentuknya padang pasir atau tanah baru. Panas matahari juga dapat menyebabkan kebakaran hutan. Kebakaran hutan biasanya terjadi pada musim kemarau. Pada musim kemarau, pohon dan semak hutan menjadi kering. Panas matahari yang sangat terik dapat membakar ranting dan dedaunan kering di hutan.

4. Gelombang Laut

Jika kita mengamati laut dari pantai, air laut tampak bergerak-gerak. Gerakan air laut itu dinamakan gelombang. Air laut bergelombang karena tiupan angin. Gelombang laut ada yang kecil dan ada pula yang sangat besar. Besar kecilnya gelombang laut tergantung besar kecilnya angin yang bertiup. Gelombang laut di pantai biasanya menjadi pemandangan yang menarik. Misalnya pantai Anyer, Carita, Parangtritis, dan Sanur. Selain untuk objek pariwisata, gelombang laut juga bisa dimanfaatkan untuk olahraga selancar. Gelombang laut dapat menyebabkan perubahan lingkungan fisik daratan. Gelombang laut bergerak dan akhirnya terhempas ke pantai. Pantai seperti gambar berikut terbentuk karena pengaruh gelombang laut.

Gelombang laut yang menerjang pantai dapat mengakibatkan pengikisan pantai yang disebutabrasi. Abrasi ini dapat merusak ekosistem pantai misalnya pasir, batu karang, kerang, dan pohon kelapa. Abrasi yang merusak batu karang dan menghanyutkan pasir menyebabkan hewan-hewan yang tinggal di batu karang dan pasir kehilangan tempat tinggalnya. Keadaan setiap pantai di berbagai tempat berbeda-beda. Perbedaan itu dipengaruhi oleh asal terbentuknya pantai dan pengaruh gelombang laut. Pantai berbatu-batu terbentuk karena proses pengikisan batuan di sekitarnya oleh gelombang laut. Pantai berpasir terbentuk dari endapan pasir. Endapan initerbawa oleh gelombang laut ke daratan. Endapan pasir semakin banyak dan terbentuk pantai berpasir..

Selain peristiwa alam, adanya perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh ulah manusia. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia memanfaatkan bahanbahan yang tersedia di alam. Seringkali pengambilan bahan-bahan di alam dilakukan secara terus-menerus sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan.

3 komentar: